Minggu, 06 Maret 2011

tugas pengertian resensi


Hikmah wisasmita
3ea12
10208598

Pengertian Resensi

Kata "Resensi" berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja "revidere" atau "recensere" yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.

Menurut  "Kamus Istilah Sastra" yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984), Resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.

Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu.

WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.

Saryono (1997:56) menjelaskan
pengertian resensisebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.






Sesuai dengan tema besar penerbitan jurnal Pelita Zaman kali ini yaitu Mengenal Pandangan Injili, maka tinjauan buku ini menjadi sangat relevan. Karena tujuan dari penulisan buku ini sendiri ada dua, yang pertama mencari akar yang sama di antara sekian banyak aliran yang menyebut dirinya Injili, yang kedua sebagai konsekuensi dari yang pertama, yaitu panggilan untuk kembali kepada kekristenan yang bersejarah.
Banyak aliran atau gereja yang seolah-olah 'demam' label Injili, tidak sedikit yang sebetulnya tidak mengerti apa latar belakang dan makna pemakaian istilah tersebut. Ada yang mempersempit istilah Injili sehingga seolah-olah ingin memonopoli istilah tersebut, hanya denominasiku saja yang berhak memakainya, sebaliknya ada yang memperluas istilah Injili sehingga tidak mempunyai arti yang khas lagi.
Sebenarnya pengaruh individualisme dan eksistensialisme sangat kuat dalam kehidupan umat kristiani. Akibatnya kita lihat terjadinya perpecahan gereja di sana sini tanpa alasan yang jelas dan prinsipil. Mereka seolah-olah berpikir "pokoknya saya punya Alkitab, toh ada Roh yang memimpin", dan "saya ada uang untuk membangun gereja". Dengan demikian gereja menjadi independen dan terlepas dari akar sejarahnya sama sekali. Robert Webber menyebut hal ini sebagai 'evangelical amnesia', penyakit lupa terhadap masa lampau. Kelompok Injili tersebut seolah-olah lupa bahwa proses terjadinya kanon Alkitab dalam bentuk yang sekarang baru disahkan pada tahun 397 yaitu dalam konsili di Kartago. Jelas sekali peranan gereja mula-mula sangat penting di dalam menyeleksi tulisan-tulisan yang dimasukkan dalam kanon, gereja mula-mula percaya bahwa merekalah yang menurunkan suksesi apostolik (apostolic succession, Reformasi pun sebetulnya suatu panggilan kembali pada kekristenan yang bersejarah, sebab di situlah akar keuniversalan gereja. Namun kelompok Injili yang independen tersebut mengacuhkan hal tersebut, dengan mudah mereka merasionalisasikan panggilan oikumene gereja sebagai kesatuan dalam Roh, padahal satu dengan yang lain tidak ada kerja sama, bahkan 'saling menyerang'.
Pada halaman 32, Webber merangkum sebanyak 14 aliran yang menurut dia, semuanya dapat dikategorikan sebagai Injili, tetapi justru di antara mereka saling menyerang misalnya; Fundamentalis vs Neo Evangelical; Konservatif vs Progresif; Non Karismatik vs Karismatik; Covenantalis vs Dispensasionalis; Arminian vs Calvinis; Premil vs Amil, dan seterusnya. Sikap-sikap yang demikian inilah menurut Webber sebagai sikap Injili yang belum dewasa. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibedakan antara 'faith' dan 'formulation'. Webber mengartikan faith di sini sebagai suatu sari iman kepercayaan, yang mutlak kita yakini sebagai credo. Sedangkan formulation adalah pemikiran teologis yang dikembangkan manusia di dalam konteks dan latar belakangnya pada zaman tertentu tersebut. Agustinus mempunyai sistem pemikirannya sendiri, demikian juga dengan Luther, Calvin, Arminius, Menno Simons dan yang lainnya. Dengan mengakui bahwa kita satu dengan yang lain adalah anggota satu Tubuh, melalui kasih, pengertian, kesabaran dan penerimaan, kita perlu saling belajar dan saling mendukung baik di dalam perbedaan maupun di dalam kesamaan yang ada. Hanya dengan mengakui bahwa teologia adalah pemikiran manusia tentang kebenaran, barulah kita bisa membangun satu dasar di mana kesatuan dan perdamaian di antara Injili bisa terwujud.
Panggilan kepada suatu akar yang sama dan kepada suatu kedewasaan di kalangan Injili memerlukan suatu tekad dan pembaharuan di dalam lima aspek, yaitu:
1. Gereja suatu pembaharuan mengenai hakekat gereja, baik lokal maupun universal. Apakah makna sesungguhnya menjadi gereja?
2. Ibadah - suatu pembaharuan mengenai makna dan bentuk ibadah Kristen. Bagaimana gereja bisa menjadi suatu komunitas yang beribadah?
3. Teologia - suatu pembaharuan mengenai dasar kebenaran yang fundamental dari kekristenan yang konfensional. Bagaimana gereja memikirkan mengenai apa yang ia percayai?
4. Misi - suatu pembaharuan mengenai misi dasar dari gereja. Apa tujuan gereja berada di dalam dunia?
5. Kerohanian - suatu pembaharuan mengenai kehidupan devosional gereja terhadap Tuhannya. Bagaimana kita bisa menjadi orang yang rohani dalam arti yang sesungguhnya?
Pembaharuan dalam lima aspek itulah yang menjadi pokok pembahasan Webber dalam keseluruhan bukunya. Secara umum dapat kami katakan bahwa buku tersebut membuka suatu cakrawala yang lebih luas bagi kaum Injili, yang sering kami katakan mempunyai mental yang belum 'siap tinggal landas'. Namun ada beberapa hal yang memberi kesan dibahas terlalu terburu-buru atau terlalu umum sifatnya, tetapi dari segi lain kami pikirkan mungkin tujuan penulis memang hanya merupakan himbauan umum terhadap kaum Injili, sehingga menghindarkan hal-hal yang detail. Tetapi sekali lagi, buku ini perlu dibaca khususnya bagi kaum Injili yang sedang menggalakkan dan meningkatkan dirinya baik dalam segi akademis, maupun kualitas pelayanannya.


TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian KMS Balita
KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator
perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh
kembang balita setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga
dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi (Catatan riwayat
kesehatan dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ).
Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita
dilakukan dengan timbangan bersahaja ( dacin ) yang dicatat dalam suatu
sistem kartu yang disebut “Kartu Menuju Sehat “ (KMS). Hambatan kemajuan
pertumbuhan berat badan anak yang dipantau dapat segera terlihat pada grafik
pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang dicatat dan tertera pada KMS
tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang menderita hambatan
pertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat dalam jangka waktu
periodik ( bulan ) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya dan dibuat
rancangan untuk diambil tindakan penanggulangannya secepat mungkin.
Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dapat dipantau melalui KMS,
yang pertimbangannya dilakukan di Posyandu ( Pos Pelayanan terpadu ), (
Sediaoetama, 1999 ).
Indikator BB / U dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat ( KMS ) di
Posyandu untuk memantau pertumbuhan anak secara perorangan. Pengertian
tentang “ Penilaian status Gizi ” dan “ Pemantauan pertumbuhan ” sering
dianggap sama sehingga mengakibatkan kerancuan. KMS tidak untuk
memantau gizi, tetapi alat pendidikan kepada masyarakat terutama orang tua
agar dapat memantau pertumbuhan anak, dengan pesan “ Anak sehat tambah
umur tambah berat” ( Soekirman, 2000 ).
B. Tujuan Penggunaan KMS Balita
Umum : Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak
balita secara optimal.
Khusus : 1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau
tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal.
2. Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan
– tindakan untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan balita yang optimal.
3. Sebagai alat bantu bagi petugas untuk menentukan tindakan
pelayanan kesehatan dan gizi kepada balita.
( Depkes RI, 1996 )
C. Fungsi KMS Balita
1. Sebagai media untuk “ mencatat / memantau ” riwayat kesehatan balita
secara lengkap.
2. Sebagai media “ penyuluhan ” bagi orang tua balita tentang kesehatan
balita
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita
( Depkes RI, 1996 )
Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan
untuk penilaian status gizi. Artinya penting untuk memantau apakah berat
badan anak naik atau turun, tidak untuk menentukan apakah status gizinya
kurang atau baik, ( Soekirman, 2000 ).
D. Grafik pertumbuhan pada KMS
1. Dasar pembuatan
Grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHO – NCHS
yang disesuaikan dengan situasi Indonesia.
Gambar grafik pertumbuhan dibagi dalam 5 blok sesuai dengan
golongan umur balita. Setiap blok dibentuk oleh garis tegak / skala berat
dalam kg dan garis datar skala umur menurut bulan. Blok 1 untuk bayi
berumur 0 – 12 bulan, blok 2 untuk anak golongan umur 13 – 24 bulan,
blok 3 untuk anak golongan umur 25 – 36 bulan.
Grafik pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai dengan umur 36
bulan terdapat pada halaman dalam KMS. Sedangkan untuk anak umur 37
– 60 bulan terdapat pada halaman berikutnya yang dibagi menjadi 2 blok
yaitu blok ke 4 untuk anak umur 37 – 48 bulan dan blok ke 5 untuk anak
golongan yang umur 49 – 60 bulan.
Dalam setiap blok, grafik pertumbuhan dibentuk dengan garis merah
(agak melengkung) dan pita warna kuning, hijau dan hijau tua. Dasar
pembuatannya sebagai berikut :
a. Garis merah (agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan
angka angka yang dihitung dari 70 % median baku WHO – NCHS.
b. Dua pita warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk
masing - masing dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku
WHO – NCHS.
c. Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing –
masing dengan batas atas 85 % dan 90 % median baku WHO – NCHS.
d. Dua pita warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan
batas atas 95 % dan 100 % median baku WHO – NCHS.
e. Dua pita warna hijau muda dan kuning masing – masing pita bernilai 5
% dari baku median adalah daerah di mana anak – anak sudah
mempunyai kelebihan berat badan.
2. Interpretasi grafik pertumbuhan dan saran tindak lanjut
a. Interpretasi pada sekali penimbangan
Laku berat
badan Interpretasi Tindak lanjut
Di bawah
garis merah
Anak kurang gizi
tingkat sedang atau
berat badan atau
disebut kurang
energi dan protein
nyata ( KEP nyata )
- Perlu pemberian makanan
tambahan ( PMT ) yang
diselenggarakan oleh orang
tua / petugas kesehatan
- Perlu penyuluhan gizi
seimbang
- Perlu dirujuk untuk
pemeriksanan kesehatan
Pada daerah
dua pita
warna kuning
( di atas garis
merah )
Harus hati – hari dan
waspada karena
keadaan gizi anak
sudah kurang
meskipun tingkat
ringan atau disebut
KEP tingkat ringan
- Ibu dianjurkan untuk
memberikan PMT pada
anak balitanya di rumah
- Perlu penyuluhan gizi
seimbang
Dua pita
warna hijau
muda dan
pita warna
hijau tua ( di
atas pita
kuning )
Anak mempunyai
beraat badan cukup
attau disebut gizi
baik
- Beri dukungan pada ibu
untuk tetap memperhatikan
dan mempertahankan status
gizi anak
- Beri penyuluhan gizi
seimbang
Dua pita
warna hijau
muda, dua
pita warna
kuning (
paling atas ).
Dsb.
Anak telah
mempunyai berat
badan yang lebih,
semakin ke atas
kelebihan berat
badannya semakin
banyak
- Konsultasi ke dokter
- Penyuluhan gizi seimbang
- Konsultasi ke klinik gizi /
pojok gizi di puskesmas
b. Interpretasi dua kali perimbangan atau lebih
Kecenderungan Interpretasi Tindak lanjut
Berat badan naik
atau meningkat
Anak sehat, gizi
cukup *)
- Perlu penyuluhan
gizi seimbang
- Beri dukungan pada
orang tua untuk
mempertahankan
kondisi anak
Berat badan tetap Kemungkinan
terganggu
kesehatannya dan
atau mutu gizi yang
dikonsumsi tidak
seimbang *)
- Dianjurkan untuk
memberi makanan
tambahan
- Penyuluhan gizi
seimbang
- Konsultasi ke dokter
atau petugas
kesehatan
Berat badan
berkurang atau
turun
Kemungkinan
terganggu
kesehatannya dan
atau mutu gizi yang
dikonsumsi tidak
seimbang *)
- Dianjurkan untuk
memberi makanan
tambahan
- Penyuluhan gizi
seimbang
- Konsultasi ke dokter
atau petugas
kesehatan
Titik – titik berat
badan dalam
KMS terputus –
putus
Kurang kesadaran
untuk berpartisipasi
dalam pemantauan
tumbuh kembang
anak
Penyuluhan dan
pendekatan untuk
meningkatkan kesadaran
berpartisipasi aktif
Keterangan :
*) Interpretasi tersebut hanya berlaku bagi balitaa yang mempunyai
berat badan normal dan kurang. Bila balita yang sudah kelebihan
berat badan sebaiknya secara khusus dikonsultasikan ke dokter.
E. Cara Pengisian dan penggunaan KMS
1. Identitas Anak
a. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran
sesuai dengan nomor registrasi yang ada di Posyandu.
b. Pada halaman pendaftaran pertama kali di Posyandu, isilah semua
kolom indentitas anak yang tersedia pada halaman dalam KMS.
1) Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ) = diisi dengan nama
posyandu tempat di mana anak didaftar
Contoh
2) Tanggal Pendaftaran = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak
tersebut didaftar dan mengikuti program Posyandu pertama kali
Contoh
3) Nama anak = diisi dengan nama jelas anak yang bersangkutan
Contoh
4) Laki – laki = kolom diisi tanda �� apabila jenis kelamin anak
tesebut adalah laki – laki
Contoh
5) Perempuan = kolom diisi tanda �� apabila jenis kelamin anak
tesebut adalah perempuan
Contoh
Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu )
Mawar Merah
2 September 1994
B u d i
Laki – laki
Perempuan
��
Laki – laki
Perempuan ��
6) Anak ke = diisi dengan nomor urut kelahiran anak
Contoh
7) Tanggal lahir = diisi tanggal, bulan dan tahun kelahiran anak
Contoh
Perhatian : - Bila ada kartu kelahiran, catatlah tanggal, bulan dan
tahun kelahiran anak menurut kartu kelahiran
- Bila tidak ada kartu kelahiran, catatlah tanggal
lahir anak sesuai dengan yang diingat ibunya.
- Bila ibu lupa tanggal lahir anak dan hanya tahun
umurnya, cobalah perkirakan “ bulan dan tahun ”
kelahiran anak menurut bulan Arab / bulan Jawa
atau peristiwa – peristiwa lain yang mudah diingat
yang bersamaan dengan kelahiran akannya.
8) Berat badan waktu lahir = diisi dengan berat badan anak yang
bersangkutan dalam satuan gram pada waktu dilahirkan.
Contoh :
9) Nama ayah = diisi dengan nama ayah dari anak tersebut
Pekerjaan = diisi dengan pekerjaan ayah anak tersebut
Contoh
10) Nama ibu = diisi dengan nama ibu dari anak tersebut
Anak ke 2
27 Agustus 1994
Berat Badan waktu lahir = 5.500 gram
Nama Ayah : Parto
Pekerjaan : Petani
Pekerjaan = diisi dengan pekerjaan ibu anak tersebut
Contoh
11) Alamat = diisi dengan alamat tempat tinggal keluarganya
contoh
2. Catatan Pemberian Imunisasi
Catatan ini disediakan untuk mencatat tanggal, bulan dan tahun pemberian
imunisasi bagi bayi 0 – 12 bulan yan diberi imunisasi tertentu. Catatan
diisi langsung oleh petugas imunisasi setelah imunisasi diberikan.
a. Imunisasi BCG = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi BCG pada kolom 1.
Contoh : 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
b. Imunisasi DPT = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi DPT kontak yang ke 1, 2, dan 3.
Contoh :
Tanggal imunisasi DPT 1 = 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi DPT 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi DPT 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 3.
c. Imunisasi Polio = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Polio kontak yang ke 1, 2, 3 dan 4.
Contoh :
Nama Ibu : Tumirah
Pekerjaan : Buruh Tani
Alamat : Dukuh Krayan, Desa Waru Kidul
Tanggal imunisasi Polio 1 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi Polio 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi Polio 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 /11 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 3
Tanggal imunisasi Polio 4 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 4
d. Imunisasi Campak = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Campak.
Contoh = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
e. Imunisasi Hepatitis B = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
mendapatkan imunisasi Hepatitis B kontak yang ke 1, 2 dan 3.
Contoh :
Tanggal imunisasi Hepatitis B1 = 2 Agustus 1994 atau ( 02 / 08 / 1994
) dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi Hepatitis B2 = 3 September 1994 atau ( 03 / 9 /
1994) dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi Hepatitis B3 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 /
1994 ) dicatat tanggal pada kolom 3
3. Catatan distribusi Vitamin A dosis Tinggi
Kolom pencatatan ini digunakan untuk mencatat tanggal pemberian
kapsul vitamin A yang diberikan kepada anak yang berumur 1 – 5 tahun
satu kapsul setiap 6 bulan ( Pelaksanaan dilakukan setiap bulan Februari
dan Agustus ). Tanggal diberikan ( ke 1 s/d ke 8 ) = diisi dengan tanggal,
bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan kapsul vitamin A setiap 6
bulan sekali.
Contoh : pemberian yang ke 1 pada tanggal 12 Agustus 1995 dicatat
sebagai berikut :
Ke 1 : Agustus 1995 Ke 5 :
Ke 2 : Ke 6 :
Ke 3 : Ke 7 :
Ke 4 : Ke 8 :
4. Grafik Pertumbuhan Anak
a. Pengisian grafik pertumbuhan anak dimulai dengan menuliskan nama
bulan dan tahun kelahiran anak tersebut pada kolom bulan yang berada
di bawah angka 0.
Contoh :
Budi lahir bulan Agustus 1994, maka cantumkan bulan Agustus 1994
di kolom bergaris merah tebal di bawah angka 0.
b. Untuk kolom – kolom selanjutnya yang berada di bawah angka 1, 2, 3,
4 s/d 60 diisi dengan nama bulan berikutnya.
Contoh :
September, Oktober, Nopember, Desember 1994, Januari 1995, dan
seterusnya sampai pada kolom bulan ke 60.
Sumber : Depkes RI, 1996
c. Setelah anak ditimbang dan diketahui berat badannya, kemudian
tentukan titik berat badannya pada titik temu garis tegak ( sesuai
Agustus ‘94
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari ‘95
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
dengan bulan penimbangan ) dengan garis datar sesuai dengan berat
badan hasil penimbangan dalam kilogram
Contoh :Anak umur 9 bulan dengan berat badan 7,4 kg digambar
sebagai berikut :
Sumber : Depkes RI, 1996
d. Pada penimbangan bulan selanjutnya, setelah diketahui berat
badannya, tentukan titik temu antara garis datar yang menunjukkan
Agustus ‘94
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari ‘95
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus ‘95
berat badannya dan garis tegak yang menunjukkan umur dalam bulan.
Selanjutnya kedua titik penimbangan berat badan bulan yang lalu dan
penimbangan berat badan bulan ini dapat dihubungkan dengan garis.
Contoh : Pada bulan berikutnya anak ditimbang dengan berat badan
8,0 kg, sehingga digambar sebagai berikut :
Agustus ‘94
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari ‘95
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus ‘95
Sumber : Depkes RI, 1996
e. Pada penimbangan – penimbangan selanjutnya, apabila dilakukan
setiap bulan berturut – turut maka titik – titik yang menggambarkan
berat badan itu masing – masing dihubungkan satu sama lain, sehingga
nantinya akan membentuk suatu grafik sesuai dengan arah
pertumbuhan yang terjadi.
f. Jika pada bulan ini balita tidak ditimbangdan bulan berikutnya balita
tersebut ditimbang lagi, maka titik berat badannya tersebut jangan
dihubungkan ( biarkan terputus ). Baru kemudian bulan berikutnya jika
ditimbang lahi titik berat badannya bisa dihubungkan kembali. Alasan
mengapa tidak dihubungkan dengan garis, karena kita tidak taahu berat
badan anak saat tidak ditimbang ( naik, tetap atau turun ).
Contoh :
Pada umur 10 bulan yaitu bulan Juni anak ditimbang dengan berat
badan 8,0 kg, sedang bulan Juli tidak ditimbang, tapi pada bulan
agustus ditimbang berat badannya 8,4 kg. Digambar sebagai berikut :
Agustus ‘94
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari ‘95
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus ‘95
Sumber : Depkes RI, 1996
5. Cara Pemantauan ASI Eksklusif
KMS yang diterbitkan sejak tahun 1996/ 1997 di bawah kolom – kolom
nama bulan 0, 1, 2, 3, 4 terdapat kolom tambahan untuk mencatat
pemantauan ASI Eksklusif. Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 4
bulan maka di bawah kolom 0, 1, 2, 3, 4 diisi dengan E0, E1, E2, E3, E4.
Contoh :
a. Budi setelah lahir hanya diberi ASI, maka di bawah kolom 0 diisi
dengan E0.
b. Budi sampai usia 1 bulan masih tetap hanya diberi ASI, maka di
bawah kolom 1 diisi dengan E1.
c. Budi sampai usia 2 bulan juga masih tetap hanya diberi ASI, maka di
bawah kolom 2 diisi dengan E2.
d. Demikian seterusnya apabila Budi sampai umur 4 bulan hanya
mendapat ASI saja, maka di bawah kolom 3 dan 4 ditulis berturut –
turut E3 dan E4.
e. Budi pada usia 3 bulan mulai diberi bubur susu, maka di bawah kolom
3 dan kolom 4 dan seterusnya dicoret.
Contoh apabila anak diberi ASI Eksklusif
0 1 2 3 4
E0 E1 E2 E3 E4
Sumber : Depkes RI 2000
Contoh apabila anak tidak diberi ASI Eksklusif
0 1 2 3 4
E0 E1 E2 -------- -------
Sumber : Depkes RI 2000
f. Apabila anak umur di atas 4 bulan dalam KMS-nya tercatat E0, E1,
E2, E3, dan E4, maka anak tersebut telah memperoleh ASI ekslusif
sesuai anjuran agaaar tetap sehat.
g. Apabila anak umur di atas 4 bulan dalam KMS – nya tidak tercatat
sampai E4 ( contoh hanya sampai E2 ) maka anak tersebut tidak
mendapat ASI eksklusif.
6. Catatan Lain
Semua kejadian yang diderita anak perlu dicatat dalam garis – garis tegak,
sesuai dengan bulan penimbangan. Catatan tersebut bisa tentang keadaan
kesehatan, makanan, keluarga dan lain –lain.
Contoh :
a. Bulan Mei 1996 anak mencret diberi oralit.
b. Bulan Juni 1996 ibunya sakit panas.
c. Bulan Juli 1996 anak tak mau makan.
d. Bulan Agustus 1996 anak dikirim ke Puskesmas.
Sumber : Depkes RI, 1996
September ‘95
Okober ‘95
Noptember ‘95
Desember ‘95
Januari ‘96
Februari ‘96
Maret ‘96
April ‘96
Mei ‘96
Juni ‘96
Juli ‘96
Agustus ‘96
September‘96
F. Pesan – Pesan Penyuluhan
1. Pedoman Pemberian Makanan Yang Sehat
a. Sampai umur 4 bulan, bayi dijamin tetap sehat apabila mendapat ASI
saja, tanpa perlu ditambah makanan dan minuman lain (ASI
Eksklusif).
b. Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan ( 2
tahun) untuk membantu tumbuh kembang, memelihara dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi serta menjalin kasih
sayang ibu dan bayi.
c. Setelah bayi berumur 4 bulan, ASI saja tidak memenuhi kebutuhan
gizi bayi, sehingga perlu mendapat makanan pendamping ( MP – ASI )
d. MP – ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan umur,
pertumbuhan dan perkembangan bayi :
- Umur 4 – 6 tahun : Selain ASI bayi perlu mulai diberikan
makanan lumat
- Umur 6 – 12 bulan : Selain ASI bayi mulai diberikan
makanan lembek
- Umut 12 – 24 bulan : Selain ASI bayi mulai dapat diberikan
makanan keluarga (makanan orang
dewasa)
Pedoman pemberian makanan sehat
Umur ASI Makanan
lumat
Makanan
Lembek
Makanan
orang
dewasa
0 – 4 bulan
4 – 6 bulan
6 – 12 bulan
12 – 24 bulan
24 bulan ke
atas
2. Pedoman Perkembangan Balita Sehat
Sejak tahun 1995 KMS disempurnakan dan dilengkapi contoh – contoh
pesan tentang perkembangan balitaaa berbentuk 8 gambar yang meliputi
kemampuan perkembangan balita umur :
a. 3 – 6 bulan : Mengangkat kepala dengan tegak pada posisi
telungkup
b. 9 – 12 bulan : Berjalan dengan berpegangan
c. 12 – 18 bulan : Minum sendiri dari gelas tanpa tumpah
d. 18 – 24 bulan : Mencoret – coret dengan alat tulis
e. 2 – 3 tahun : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan dan
melepas pakaian sendiri
f. 3 – 4 tahun : Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna
g. 4 – 5 tahun : Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan
Untuk memudahkan pelaksanaan pemantauan perkembangan balita,
jadual kegaitan pemantauan perkembangan di Posyandu adalah sebagai
berikut :
a. Pada bayi umur 0 – 11 bulan
Pemantauan perkembangan pada bayi dilakukan minimal 4 ( empat )
kali yaitu :
1. Bayi baru lahir, pemantauan perkembangan dintegrasikan dengan
kunjungan neonatal.
2. Bayi umur kurang dari 3 bulan, pemantauan perkembangan
dilakukan pada saat bayi berumut 3 bulan.
3. Bayi umur 3 – 6 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada
saat bayi berumur 6 bulan
4. Bayi umur 6 – 9 bulan, pemantauan perkembangan dilakukan pada
saat bayi berumur 9 bulan
5. Bayi umur 9 – 12 bulan, pemantauan perkembangaan dilakukan
pada saat bayi berumur 12 bulan.
b. Pada anak balita 12 – 5 tahun
Pemantauan perkembangan dilakukan pada umur 12 bulan, 18
bulan, 24 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54
bulan, dan 60 bulan. Pemantauan perkembangan di Posyandu
dilakukan di meja 4, sebelum kader memberikan penyuluhan.
1. Bila pada umurnya anak belum mencapai kemampuan seperti pada
gambar, pada kolom umur ditulis Stimulasi, yang berarti anak perlu
distimulasi. Kader memberi nasehat cara stimulasi kepada ibu,
sehingga ibu dapat melatih kemampuannya yang belum bisa
dicapai di rumah.
Contoh : Ani bayi umur 9 bulan, di meja 4 Posyandu oleh kader
dideteksi secara sederhana dengan mencocokkan kemampuan
perkembangannya dengan gambar kelompok umur 9 – 12 bulan.
Ani belum mampu berjalan dengan berjalan dengan berpegangan.
Pada kolom 9 bulan KMS balita kader menulis Stimulasi. Kader
memberi nasehat agar ibu Ani melatih anaknya berjalan dengan
berpegangan tangan.
2. Bila anak sudah melewati batas umur namun ia belum mampu
mencapai kemampuan seperti pada gambar, berarti anak
mengalami keterlambatan perkembangan. Tuliskan pada kolom
umur dirujuk yang berarti anak perlu dirujuk ke Puskesmas untuk
mendapatkan penanganan agar keterlambatan perkembangan dapat
diatasi.
Contoh : 3 bulan berikutnya Ani berumur 12 bulan, kembali
dibawa ke Posyandu dan meja 4 Posyandu oleh kader dideteksi
secara sederhana dengan mencocokkan kemampuan
perkembangannya dengan gambar kelompok umur 9 – 12 bulan.
Ternyata Ani belum bisa berjalan dengan berpegangan tangan,
berarti mengalami keterlambatan perkembangan. Pada kolom umur
12 bulan KMS balita, kader menuliskan dirujuk sebab anak perlu
dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan agar
keterlambatan perkembangan dapat diatasi.
3. Bila kemampuan anak sesuai dengan gambar, berarti kemampuan
anak sesuai dengan umurnya. Kader memberitahu agar ibu selalu
memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak.
Contoh : Sari bayi umur 2 tahun, di meja 4 Posyandu oleh kader
dideteksi secara sederhana dengan mencocokkan kemampuan
perkembangannya dengan gambar kelompok umur 2 – 3 tahun.
Ternyata Sari telah mampu berdiri dengan satu kaki, berarti
kemampuan perkembangan Sari sesuai dengan umurnya. Maka
kader memberi tahu ibu Sari untuk memperhatikan tumbuh
kembang anak. Gizi dan kesehatannya serta tetap melatih anaknya
agar mencapai kemampuan perkembangan sesuai dengan umurnya.
3. Pesan – Pesan Mengatasi Diare
a. Bila anak diare atau mencret jangan diamkan dan jangan dianggap
biasa. Untuk mencegah keadaan fatal akibat diare yang dapat
mengakibatkan kematian, hanya dapat dilakukan dengan memberikan
banyak cairaan atau banyak minum.
b. Ketika anak diare :
1) Segera beri minuman yang ada di rumah lebih banyak, misalnya air
masak, air teh, air tajin, kuah sayur, sari buah segar, air kelapa atau
larutan gula garam dan larutan oralit ( bila ada ).
2) Makanan terus diberikan kepada anak yang sedang diare dan :
Anak masih menyusu, Asi diteruskan, lebih sering anak diberi ASI
semakin baik.
3) Anak yang sudah diberikan makanan tambahan, lanjutkan seperti
biasa, sebaiknya makanannya dibuat lembik dan tidak banyak
mengandung serat.
4) Bawa ke petugas kesehatan puskesmas sambil diberikan minuman
apabila :
a. Tidak membaik dalam 2 hari
c. Diare semakin bertambah atau terus menerus
d. Disertai muntah berkali – kali
e. Tinjanya ada darah
f. Ada demam
g. Tidak mau makan dan minum
h. Bila ditemukan satu di antara enam tanda bahaya di atas,
penderita harus segera dirujuk atau dibawa ke sarana pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan terapi lebih lanjut. Khusus untuk
penderita diare dengan gizi buruk dirujuk untuk pengobatan
4. Pedoman Imunisasi
a. Setiap anak, sebelum umur 1 ( satu ) tahun, harus sudah mendapat
imunisasi lengkap.
b. Jika ada balita yang sampai umur 12 bulan belum memperoleh
imunisasi, dianjurkan agar anak segera dibawa ke Posyandu atau
Puskesmas untuk mendapat imunisasi.
c. Jika ada balita yang sudah pernah mendapat imunisasi tetapi belum
lengkap, anjurkan ibu agar membawa anaknya ke posyandu /
puskesmas untuk diberi imunisasi lengkap.
d. Jika anak sudah mendapat imunisasi lengkap ibunya perlu diberi
pujian.
e. Manfaat imunisasi
Untuk melindungi anak balita dari beberapa penyakit infeksi yang
berbahaya.
f. Yang perlu mendapat imunisasi
Semua anak umur 0 – 12 bulan harus mendapat imunisasi.
g. Macam imunisasi
h. BCG untuk mencegah penyakit TBC.
i. DPT untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.
j. Campak untuk mencegah penyakit Campak.
k. Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis.
l. Tempat memperoleh imunisasi di : Posyandu, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, Puskesmas, dan Rumah sakit.
5. Pedoman Keluarga Berencana
a. Setiap pasangan usia subur agar merencanakan kehamilan / persalinan
pada masa yang paling tepat, yaitu pada waktu istri berusia 20 – 30
tahun, dengan memperhatikan jarak antara 2 kelahiran, yaitu 2 – 4
tahun.
b. Bagi pasangan usia subur yang akan menunda atau menjarangkan
kehamilan, agar menggunakan car / metode konstrasepsi yang sesuai.
c. Alat kontrasepsi dapat diperoleh pada tempat pelayanan KB, antara
lain :
1. Puskesmas, Puskesms pembantu ( Pustu )
2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak
3. Pos Kesehatan ABRI
4. Dokter praktek swasta
5. Bidan praktek swasta
6. Pondok bersalin desa
7. Rumah sakit pemerintah atau swasta
G. Pendidikan Kader
Tingkat pendidikan formal kader berperan penting dalam pengelolaan
Posyandu khususnya dalam hal pencatatan dan pelaporan. Hal ini
dimungkinkan karena kader dengan pendidikan formal yang tinggi akan lebih
cepat dan mudah mengerti serta memahami segala sesuatu yang diperolehnya
baik pada waktu mengikuti kursus maupun waktu melaksanakan kegiatan di
Posyandu. KMS masih sulit dimengerti kecuali bagi mereka yang
berpendidikan formal cukup tinggi, pernyataan Waloedjo, 1982.
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur
hidup dalam rangka mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang
lain ( Siagian Sondang, 1991 ).
H. Keaktifan Kader
Keaktifan kader di Posyandu dapat mempengaruhi terhadap
kemampuanya dalam mengisi Kartu Menuju Sehat ( KMS ), hal ini
kemungkinan disebabkan pada kader yang aktif akan mendapat kesempatan
yang lebih banyak untuk mengikuti pembinaan rutin atau mengikuti kursus
gizi, termotivasi untuk lebih aktif dan akan lebih lama menjadi kader.
Dengan demikian kader yang aktif mempunyai kesempatan yang lebih
banyak untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman
jika dibandingkan dengan kader yang tidak aktif. ( Depkes RI, 2001 )
I. Kemampuan Kader
Adalah hasil yang diperoleh dari ketrampilan kader dalam pengisian
KMS dan memasukkan data hasil penimbangan balita ke dalam grafik
pertumbuhan secara lengkap dan benar.
Tiga bagian penting dalam pemantauan pertumbuhan adalah :
a. Ada kegiatan penimbangan yang dilakukan terus menerus secara teratur
b. Ada kegiatan mengisikan data berat badan anak ke dalam KMS
c. Ada penilaian naik dan tidak naik berat badan anak sesuai dengan arah
garis pertumbuhannya.
Untuk meningkatkan kegiatan dan kualitas pemantauan pertumbuhan
diperlukan pemahaman dan penguasaan materi pertumbuhan dan status gizi
bagi kader. Kegiatan pemantauan pertumbuhan belum dilaksanakan dengan
Pendidikan
Keaktifan Kader
- Umur Kader
- Jenis Kelamin
- Status Perkawinan
- Status Sosial Ekonomi
- Lamanya menjadi kader
Faktor – faktorYang
Mempengaruhi
pengisian KMS Balita
baik dan hasilnya belum dimanfaatkan secara optimal bagi upaya perbaikan
gizi ( Depkes RI, 2003 )
Keberadaan kader di wilayah banyak berasal dari tingkat pendidikan
dasar sehingga kemampuan sumber daya sangat terbatas, status ekonomi yang
rendah membuat kader lebih terkonsentrasi untuk ikut membantu suami
mencari nafkah di bandingkan dengan tugas kader untuk membantu melayani
kegiatan di posyandu, apalagi untuk meningkatkan kemampuan sumber
dayanya.
J. Kerangka Teori
Pendekatan kerangka teori adalah konsep umum yang digunakan untuk
mendiagnosis perilaku, di mana perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya : Predisposisi ( Predisposing factors ) yaitu mencakup pengetahuan
dan sikap masyarakat terhadap hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi dan sebagainya ( Notoatmodjo, 2000 )
K. Kerangka Konsep
L. Hipotesis
1. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kemampuan dalam pengisian

Perbedaan resensi ,timbangan buku ,timbangan pustaka

Perbedaan karangan ragam standart dan non standart.Resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku
Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku secara tertulis yang mengemukakan pendapat seseorang tentang baik buruknya buku ditinjau dari berbagai sudut. Resensi dapat dilakukan oleh siapa saja.


Beda buku adalah pembicaraan mengenai buku dengan melibatkan beberapa orang atau forum untuk berdiskusi, ada tokoh atau bahkan pengarangnya sendiri ikut terlibat. Pendapat/penilaian tentang buku yang dibedah dapat disimpulkan lebih obyektif karena berdasarkan pendapat umum.




















RESENSI
LASKAR PELANGI


laskar1.jpg
Judul Buku           : Laskar Pelangi
Penulis                   : Andrea Hirata
Negara                   : Indonesia
Bahasa                  : Indonesia
Genre                     : Roman
Penerbit                 : Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tanggal Terbit      : 2005
Halaman               : xxxiv, 525 halaman
ISBN                      :ISBN 979-3062-79-7


Sinopsis


Sebelas anak Melayu Belitong yang disebut Laskar Pelangi ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang,seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jamsekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus.
Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar